Salah satu Dusun di Desa Bategede adalah Dukuh Tulaksoro. Dukuh ini terletak paling jauh dari pusat administrasi desa serta letaknya terpencil. Meskipun sudah terjaring dengan listrik PLN, akan tetapi Dukuh tersebut sering mengalami gangguan pemadaman listrik karena sering terjadi kerusakan instalasi distribusi listrik sehingga warga sangat bersahabat dengan ”Listrik Mati”.

Letak Dukuh yang terpencil ini hanya memiliki satu jalan utama yang menghubungkan dukuh dengan dukuh yang lain. Jalan utama ini kondisinya sudah beraspal dan berada di lereng, sehingga sangat rawan untuk terjatuh di jurang/sawah yang tepat ada dibawahnya. Kondisi ini diperparah dengan belum adanya penerangan jalan pada malam hari. Sehingga jika malam hari atau terjadi pemadaman listrik, jalan utama akan gelap gulita dan sangat membahayakan bagi warga yang sedang melakukan perjalanan malam dari/menuju dukuh Tulaksoro.

Desa Tulaksoro juga memiliki kelebihan lain dari dukuh lainnya. Dukuh ini memiliki sungai yang memiliki sumber mata air dari pegunungan secara langsung. Setiap tahunnya sungai ini tidak pernah berkurang didebit airnya. Karena tingkat pendidikan warga yang masih kurang, penggunaan dan pemanfaatan air sungai tersebut hanya digunakan sebagai tempat mencuci pakaian dan MCK. Pemanfaatan lainnya adalah untuk menyuplai air pada bidang budidaya perikanan. Akan tetapi jumlah budidaya perikanan barulah sangat kecil jumlahnya.

Potensi aliran sungai inilah yang kemudian memunculkan gagasan/ide untuk membuat sebuah pembangkit listrik mikrohidro yang dikelola secara mandiri oleh masyarakat di Dukuh Tulaksoro. Setidaknya energi listrik yang dihasilkan dapat digunakan untuk penerangan jalan dan sebagai penerangan saat terjadi pemadaman listrik dari PLN. Untuk meweujudkan ide/gagasan tersebut, tentu saja dibutuhkan sebuah studi lebih lanjut mengenai kelayakan pembangunan pembangkit listrik mikrohidro.