JoeCyber

Juan, seorng pemuda desa bergegas menuju rumah sederhana tempat guru di desa itu tinggal. Wajahnya menampakkan kegembiraan bercampur kegelisahan.

"Ada apa, Juan ?" Tanya sang guru dg senyumnya.
"Guru, aku diterima kerja di kota sbg Abdi Rakyat disana!" ungkap sang pemuda .
"Syukurlah," timpal Sang Guru bahagia.
"Guru, kalau tdk keberatan, berikan aku petuah agar bisa berhasil!" ucap sang pemuda sambil menunduk & menanti respon gurunya.

"Juan, jadilah spt AIR, jangan ikuti jejak AWAN," untaian kalimat singkat meluncur tenang dr mulut sang guru.
Juan berpikir keras memaknai kat2 sang guru, namun terlihat blm mengerti sepenuhnya. "Maksudnya, Guru ?" ucapnya kemudian.

"Nak, Air mengajarkan kita utk senantiasa merendah. Walau berasal dr tempat yg tinggi, ia selalu ingin ke bawah. Semakin besar, semakin banyak jumlahnya; Air kian bersemangat untuk bergerak ke bawah. Ia selalu mencari celah untuk bisa mengaliri dunia" jelas sang guru.

"Lalu bgmn dengan Awan, guru ?" tanya si Juan penasaran.

"Jangan sekali2 spt Awan, Nak. Perhatikan! Awan berasal dr tempat yg rendah, tp ingin cepat berada di tempat tinggi. Semakin ringan, semakin ia tidak berbobot; Awan semakin ingin cepat meninggi," kt sang guru dg bijak.

"Dan juga , Juan," tambahnya kemudian, "Ketinggian Awan cuma jadi bahan Permainan Angin."

Si pemuda pun tampak mengangguk pelan & bertekad untuk melaksanakan tugasnya dg menjadi pemimpin g spt AIR, yg selalu bergerak ke bawah& mengairi ke banyak tempat.

Moral story:
Pilihan ada ditangan kita utk menjadi Air atau Awan. Bijaklah dg pilihan yang tersedia. Kiranya bs memberi kebahagiaan, manfaat & berkat bagi kehidupan & lingkungan sekitar kita.

(Komisi Makasar Phinisi - Tajuddin)
JoeCyber


Seorang bapak sedang berkunjung ke rumah anaknya yg baru saja menempati rumah baru.

Pagi itu sang bapak menikmati terbitnya matahari pagi. Ternyata ada pohon yg cukup besar menghalangi pandangannya.

Sang bapak memanggil anaknya & mengatakan, 'nak sebaiknya ditebang saja pohon ini sebab menghalangiku menikmati indahnya sinar matahari pagi.:|

''Bapak, kenapa harus dipotong ? Bukankah bapak cukup menggeser tempat duduk saja,' kata anaknya.:O

Sang bapak menggeser tempat duduknya & terlihat matahari pagi,

'Oh ya..kamu benar nak,' jawabnya.;)

Begitulah kita seringkali beranggapan masalah ada diluar tanpa berani mengatakan sebenarnya masalahnya ada di dalam diri kita sendiri yaitu cara berpikir kita.

Cara kita memandang masalah sebenarnya sumber dari masalah.

Menggeser sedikit cara pandang kita berarti menyelesaikan masalah.

Seperti cerita diatas, sang bapak tidak perlu menebang pohon, akan butuh banyak biaya dan waktu yg dikeluarkan sementara hanya dgn menggeser tempat duduk masalahnya menjadi selesai.

Itulah sebabnya cara pandang seseorg merupakan cerminan dari kehidupan yg dijalaninya.

.͡▹ Cara pandang yg sehat, maka akan membuat Pikiran kita menjadi sehat.

.͡▹ Melalui Pikiran yg sehat & baik, maka akan timbul Tindakan yg baik & sehat.

.͡▹ Melalui Tindakan yg baik akan tercipta kebiasaan yg baik & sehat.

.͡▹ Dan melalui kebiasaan yg baik inilah akan menentukan hidup Sehat dlm diri kita.

(Tabloid Otomotif - Jane Vonti Tarulitua Hutagalung)
JoeCyber


1. Ada si gendut Jempol ƴg selalu berkata baik & menyanjung.
2. Ada Telunjuk ƴg suka menunjuk & memerintah.
3. Ada si jangkung Jari Tengah ƴğ sombong krn paling panjang.
4. Ada Jari Manis ƴg selalu. menjadi teladan, baik & sabar sehngga diberi hadiah cincin.
5. Dan ada Kelingking ƴg lemah & penurut tapi hebat bs mengalahkan raksasa Gajah.

Dengan perbedaan positif & negatif ƴg dimiliki masing2 jari, mereka bersatu untuk mencapai 1 tujuan (saling melengkapi).

Pernahkah kita bayangkan bila tangan kita hanya terdiri dari jempol semua?.
Falsafah ini sederhana namun sangat berarti.
Kita terlahir dgn segala perbedaan ƴğ kita miliki dgn tujuan utk bersatu :
* saling menyayangi.
* saling menolong.
* saling membantu.
* saling mengisi.
* saling menghargai.

Bukan untuk :
- saling menuduh.
- saling menyalahkan.
- saling merusak.

Semua perbedaan dari kita adalah keindahan ƴg terjadi agar kita rendah hati untuk menghargai org lain, tdk ada
satupun pekerjaan ƴg dpt kita kerjakan sendiri dgn sempurna. Pasti kt perlu keterlibatan org lain.

Mungkin kelebihan kita adalah
kekurangan org lain.
Sebaliknya kelebihan org lain bisa jadi kekurangan kita.
Tdk ada yg lebih bodoh atau lebih pintar.
Bodoh atau pintar itu relatif sesuai dgn bidang/talenta yg kita syukuri masing² menuju impian kita.

Keseluruhan yg kita miliki menjadi sempurna.

Bukan individualis ƴg sempurna.
Orang pintar bisa gagal.
Orang hebat bisa jatuh.
Tetapi...

Orang ƴg rendah hati & Bijaksana  dalam segala hal akan selalu mendapat kebahagiaan sejati.

JoeCyber
Yang suka sepeda dan menjiwai, tahu bener akan cerita berikut:

Ada tanjakan ada turunan…

Saat sedang menanjak, janganlah terlalu bernafsu mencapai puncak. Atur nafas, atur tenaga, konstankan putaran, supaya efektif mencapai puncak dan konsentrasi tetap ada untuk menghadapi turunan…

Saat sedang menurun…..
Janganlah kaget hingga terlalu cepat menarik rem, kamu akan terjungkal dan makin terpuruk…

Ikuti alur jalannya…
Seimbangkan rem-nya, ambil momentum putarannya hingga saat kamu menanjak kamu tidak membuang banyak tenaga.

Bersepeda itu bukan masalah jumlah kilometer, tapi lebih pada menikmati setiap kayuhan untuk mendapatkan tiap kilometer itu…

Begitupula kehidupan …..
Hidup menarik bukan karena jumlah umur, tapi bagaimana kita menikmati setiap detik untuk mendapatkan umur tersebut…..

Bersepeda juga bukan masalah sepeda atau komponen yang ada di dalamnya…..
Tapi bagaimana menggunakan sepeda dan komponen tersebut untuk mendapatkan perjalanan yang menarik…
Yang bisa kita nikmati, bisa kita ceritakan, bukan hanya menggunakan sepeda untuk kita banggakan harganya…

Begitupula kehidupan…..
Kehidupan bukan masalah harta yang kita dapatkan, tapi bagaimana memaknai harta yang kita punya untuk membuat hidup kita lebih berharga secara batin, bukan hanya secara nominal…

Ada pepatah jawa bilang, "urip kuwi golek jeneng, ojo golek jenang"…

Terjemahan bebasnya, "hidup itu cari nama bukan cari makan…"
Maksudnya hidup itu harus bermanfaat (bagi orang banyak) sehingga membuat nama yang baik, bukan hidup hanya cari harta tapi tak membuat perbedaan apa-apa.

Sama dengan sepeda, buat apa punya sepeda kalau cerita yang kita punya hanya pada saat kita membelinya, bukan pada saat menaikinya…Bukankah menaikinya itu terlihat dan terasa lebih menarik…

"It is about the journey, not the destination…
Because life is a Journey…".

(Ketua Komisi Nasional - Aster)